Hari
ini hari kedua peresmian Bus trans Kuta
raja beroperasi di jalanan Ibu kota Aceh, aku sebagai masyarakat biasa juga
ingin merasakan bagaimana rasanya duduk manis sambil menikmati pemandangan kota
Banda Aceh dari balik bus yang penumpangnya masih setengah terisi ini, apalagi
Bus trans Kuta Raja belum diterapkan pengambilan ongkos oleh pemerintah daerah
jadilah Bus dengan kapasitas muatan 30-an kursi dan 50-an pegangan tangan ini
gratis. Tentu bagi aku yang berstatus mahasiswa akan sangat tertarik untuk
sering-sering naik bus dibanding harus mengendarai motor yang bisa menghabiskan
1,5 liter bensin untuk perjalannan pulang pergi ke kampus setiap hari. Gerimis-gerimis
kecil yang meluncur dari langit sejak subuh tadi membuat kaca bus yang lebar
itu menjadi berkabut, ku sapu sedikit untuk memperjelas potret diluar yang
cukup ramai dipenuhi oleh kendaraan-kendaraan pribadi yang 70 % diantaranya
adalah motor yang dikendarai oleh mahasiswa-mahasiswa untuk berangkat ke
kampus, aku sengaja meninggalkan motor ku pagi ini diparkiran Rumah sakit umum
setelah menepuh perjalanan dari kost menuju Halte Bus yang kebetulan berada
tepat di depan gerbang rumah sakit umum kota ini, padahal jaraknya tidak
terlalu jauh tapi karena sedang gerimis rasanya jadi malas untuk sekedar
berjalan kaki menuju halte bus, tepat setelah pemberhentian bus yang entah
keberapa tampak anak-anak TK yang ditemani oleh beberapa orang Guru masuk
berbondong-bondong dengan cengir-cengir lebar yang menghiasi setiap wajah mereka, dengan dibantu oleh
kenek Bus yang bertugas menyambut para penumpang yang naik ataupun turun, mereka
berhasil menjajalkan kaki-kaki kecil mereka ke dalam bus, bus yang sedari tadi
tampak lengah tiba-tiba berubah menjadi ramai dan sedikit berisik, tepat saat
anak-anak kecil itu sedang berebut kursi seorang lelaki muda kemudian berdiri
dan mempersilahkan anak-anak itu menepati kursinya, aku baru sadar ternyata
sedari tadi ada lelaki ini didalam bus, sekilas aku seperti tidak asing dengan
wajahnya, matanya yang sedikit sipit tertutupi oleh kaca mata tebal yang
dipakainya tapi justru tidak terkesan culun, atau seorang kutu buku dan
sejenisnya tapi malah memancarkan aura intelegkual dan ramah, pandangannya
masih terfokus pada anak-anak TK yang sepenuhnya belum diam karena girang baru
kali ini bisa merasakan naik bus, mungkin jika masyarakat dikota lain sudah
bosan untuk naik bus, di sini (Banda Aceh) adalah suatu hal baru setelah sempat
menjadi kendaraan yang tidak bisa lekang dari aktivits masyarakat di masa dulu
sebelum Tsunami menerjang kota ini, aku pun tau hal itu dari cerita ibuku yang
dulu katanya selalu naik bus jika berangkat kuliah, tapi dimasa-masa aku
berkuliah sekarang naik bus adalah suatu hal yang baru. Meskipun ada kendaraan
umum lainnya dalam bentu yang berbeda. Aku baru sadar jika mata ku belum
beralih dari siluet tubuh semampai yang tiba-tiba mulai kukagumi itu, sempat
salah tingkah karena aku kepergok mengamatinya sambil melamun, buru-buru ku
tepiskan pikiran aneh yang bisa-bisanya ku pikirkan saat baru melihat lelaki
berbagi kursinya kepada anak-anak, mungkin karena itu pertama kalinya aku
melihat langsung adegan yang biasa hanya ada difilm-film roman picisan, tidak
terasa bus sudah berhenti di pemberhentian selanjutnya, ada beberapa ibu-ibu
yang tadi duduk tepat didepan ku yang kemudian turun, jadilah kursi di depan
aku duduk kosong belum ada semenit menganggur kursi tersebut sudah kembali
terisi, dan kali ini yang mengisinya bukan ibu-ibu atau anak-anak TK tapi
lelaki baik hati dan cerdas dengan kaca mata tebalnya, aku sontak merasakan
perasaan aneh semacam girang, senang, dan rasa bahagia lainnya entah karena sudah
terlajur menatap matanya ia kemudian tersenyum kepada ku, sumpah senyumannya
manis sekali mengalahkan senyum termanis ku mungkin, tanpa sempat berpikir aku
juga reflek membalas senyum lelaki yang sukses membuat hati ku berdebar kencang
itu, setelah itu tidak ada perkembangan yang berarti layaknya di film-film yang
bisa saja langsung akrab mengobrol, atau sekedar menukar nomor telefon, tidak
ada hal yang begitu mudah yang bisa berjalan mulus di kehidupan nyata ini, kami
kembali larut dalam pikiran masing-masing seiring berjalannya bus sampai
pemberhentian-pemberhentian selanjutnya, sampai akhirnya lelaki itu turun tanpa
menyapa ku sama sekali, aku kembali larut dibalik kaca lebar Bus trans kuta
raja.
Friday 3 June 2016
Subscribe to:
Posts (Atom)