Friday 3 June 2016



Hari ini hari kedua  peresmian Bus trans Kuta raja beroperasi di jalanan Ibu kota Aceh, aku sebagai masyarakat biasa juga ingin merasakan bagaimana rasanya duduk manis sambil menikmati pemandangan kota Banda Aceh dari balik bus yang penumpangnya masih setengah terisi ini, apalagi Bus trans Kuta Raja belum diterapkan pengambilan ongkos oleh pemerintah daerah jadilah Bus dengan kapasitas muatan 30-an kursi dan 50-an pegangan tangan ini gratis. Tentu bagi aku yang berstatus mahasiswa akan sangat tertarik untuk sering-sering naik bus dibanding harus mengendarai motor yang bisa menghabiskan 1,5 liter bensin untuk perjalannan pulang pergi ke kampus setiap hari. Gerimis-gerimis kecil yang meluncur dari langit sejak subuh tadi membuat kaca bus yang lebar itu menjadi berkabut, ku sapu sedikit untuk memperjelas potret diluar yang cukup ramai dipenuhi oleh kendaraan-kendaraan pribadi yang 70 % diantaranya adalah motor yang dikendarai oleh mahasiswa-mahasiswa untuk berangkat ke kampus, aku sengaja meninggalkan motor ku pagi ini diparkiran Rumah sakit umum setelah menepuh perjalanan dari kost menuju Halte Bus yang kebetulan berada tepat di depan gerbang rumah sakit umum kota ini, padahal jaraknya tidak terlalu jauh tapi karena sedang gerimis rasanya jadi malas untuk sekedar berjalan kaki menuju halte bus, tepat setelah pemberhentian bus yang entah keberapa tampak anak-anak TK yang ditemani oleh beberapa orang Guru masuk berbondong-bondong dengan cengir-cengir lebar yang  menghiasi setiap wajah mereka, dengan dibantu oleh kenek Bus yang bertugas menyambut para penumpang yang naik ataupun turun, mereka berhasil menjajalkan kaki-kaki kecil mereka ke dalam bus, bus yang sedari tadi tampak lengah tiba-tiba berubah menjadi ramai dan sedikit berisik, tepat saat anak-anak kecil itu sedang berebut kursi seorang lelaki muda kemudian berdiri dan mempersilahkan anak-anak itu menepati kursinya, aku baru sadar ternyata sedari tadi ada lelaki ini didalam bus, sekilas aku seperti tidak asing dengan wajahnya, matanya yang sedikit sipit tertutupi oleh kaca mata tebal yang dipakainya tapi justru tidak terkesan culun, atau seorang kutu buku dan sejenisnya tapi malah memancarkan aura intelegkual dan ramah, pandangannya masih terfokus pada anak-anak TK yang sepenuhnya belum diam karena girang baru kali ini bisa merasakan naik bus, mungkin jika masyarakat dikota lain sudah bosan untuk naik bus, di sini (Banda Aceh) adalah suatu hal baru setelah sempat menjadi kendaraan yang tidak bisa lekang dari aktivits masyarakat di masa dulu sebelum Tsunami menerjang kota ini, aku pun tau hal itu dari cerita ibuku yang dulu katanya selalu naik bus jika berangkat kuliah, tapi dimasa-masa aku berkuliah sekarang naik bus adalah suatu hal yang baru. Meskipun ada kendaraan umum lainnya dalam bentu yang berbeda. Aku baru sadar jika mata ku belum beralih dari siluet tubuh semampai yang tiba-tiba mulai kukagumi itu, sempat salah tingkah karena aku kepergok mengamatinya sambil melamun, buru-buru ku tepiskan pikiran aneh yang bisa-bisanya ku pikirkan saat baru melihat lelaki berbagi kursinya kepada anak-anak, mungkin karena itu pertama kalinya aku melihat langsung adegan yang biasa hanya ada difilm-film roman picisan, tidak terasa bus sudah berhenti di pemberhentian selanjutnya, ada beberapa ibu-ibu yang tadi duduk tepat didepan ku yang kemudian turun, jadilah kursi di depan aku duduk kosong belum ada semenit menganggur kursi tersebut sudah kembali terisi, dan kali ini yang mengisinya bukan ibu-ibu atau anak-anak TK tapi lelaki baik hati dan cerdas dengan kaca mata tebalnya, aku sontak merasakan perasaan aneh semacam girang, senang, dan rasa bahagia lainnya entah karena sudah terlajur menatap matanya ia kemudian tersenyum kepada ku, sumpah senyumannya manis sekali mengalahkan senyum termanis ku mungkin, tanpa sempat berpikir aku juga reflek membalas senyum lelaki yang sukses membuat hati ku berdebar kencang itu, setelah itu tidak ada perkembangan yang berarti layaknya di film-film yang bisa saja langsung akrab mengobrol, atau sekedar menukar nomor telefon, tidak ada hal yang begitu mudah yang bisa berjalan mulus di kehidupan nyata ini, kami kembali larut dalam pikiran masing-masing seiring berjalannya bus sampai pemberhentian-pemberhentian selanjutnya, sampai akhirnya lelaki itu turun tanpa menyapa ku sama sekali, aku kembali larut dibalik kaca lebar Bus trans kuta raja.