Saturday 14 May 2016



Marry you’r daugther
Sudah sedari tadi Dika bergelut dengan pikirannya sendiri, mukanya yang asem bertambah asem karena ekspresi wajahnya yang kusut ditambah rambutnya yang acak-acakan, sangat di dukung lagi dengan setelan pakaiannya dari mulai kaos putih yang sudah kusam,lebih pantas di sebut cream kecoklat-coklatan di tambah celana boxer yang gambarnya sudah tidak diketahui lagi identitasnya, sungguh perpaduan yang sangat serasi dengan sosok Mahardika
“Kak Dik, dulu aku sempat kepikiran kenapa Kak Luna mau sama kak Dik? Padahal kan yang matanya Minus itu aku” ujar Kesya spontan , gak pakek rem, gak pakek mikir juga kali ya? Lebih tepatnya ceplas ceplos “hah?? Matanya Kak Luna kamu itu emang enggak minus key,Cuma kamu aja yang gak ngerti selera klasik :p” jawab Dika disertai cibiran terpendam milik Bryan karena secara tidak langsung telah disindir “klasik?? Jadul dong kak hahaha” Bryan kembali bersemangat mendengar jawaban yang selalu saja bisa di lontarkan pacarnya itu, Kesya memang tidak salah sedari dulu selera mereka selalu beda jauh kalau Luna kakak kandungnya itu suka sesuatu yang berbau unik dan klasik beda halnya dengan Kesya yang seleranya berbanding 180 derjat dengan Luna, kesya lebih suka sesuatu yang terupdate, ngetrand, dan booming dan hal itulah yang selalu menjadi bahan keributan antara 2 kakak beradik ini. “Udah deh kamu mau bantuin kakak buat ngelamar mbak Luna gak sih?”
“Hah....apaaa?? ngelamar??” spontan Kesya terbelalak, mulutnya ternganga lebar, hingga jajaran giginya yang dikawati terlihat jelas, Bryan pun sekarang tau jumlah gigi pacarnya ini, kemudian masih dengan reaksi Kesya yang belum kelar kagetnya, Kesya juga tiba-tiba merasa mual dan mulas-mulas, ditambah pusing yang sangat berat (itu sebenarnya shock apa gejala penyakit sih?) “ Key... kok kamu baru sekarang shocknya sih?” tanya Bryan melihat kelakuan sang pacar yang jauh dari normal “Gimana gak shock? Kak Luna kakak aku satu-satunya mau dilamar orang mon??” rintih Kesya mengharu biru dan sempat menyeka ujung matanya dengan kemeja Bryan “Kuping kamu dibawa kemana sih? Kemarin kan kak Dika udah ngomong” sergah Bryan sebelum Kesya menjadi-jadi, sementara Dika Cuma melongo kesal dengan tingkah calon adik iparnya itu yang di karuniai wajah cantik bak Selena Gemes meski matanya harus dikacamatain dan gigi musti dikawatin Tapi kesya terlihat cantik J. Walaupun begitu bukan berarti wajah Luna berbanding 180 derjat juga dengan Kesya. Luna mempunyai wajah yang sangat imut dengan mata yang bulat dan hidung mancung ditambah bibir kecil yang selalu merekah merah tidak ada tanda-tanda perbaikan diwajahnya #kesya tersinggung -_-
***
“Ya mana aku tau, kemaren kan waktu kak Dik ngomong aku lagi dengerin irphone” sesal Kesya dengan kelakuannya kemarin “Dasar....!!! sekarang gimana dong??” tanya Luna yang tampak sangat khawatir “Emang kakak gak senang apa?” Aduh pliese deh Key..!! yang Kakak bingungin sekarang itu Papa” hallo?? Papa..?? sosok galak yang suka membludak, besak tegap dan buncit tapi tetep so sweet J Luna masih berusia 22 tahun dan masih menjadi Mahasiswa semester akhir disebuah Universitas Negeri kota ini (Banda Aceh)  “Pasti Papa juga bakalan heran 7 keliling” “Pusing kali 7 keliling” sergah Luna gak setuju “Ya whatever lah, kenapa tiba-tiba kak Dik ngelamar Kakak, pasti Papa bakal mikir kalau Kakak ada apa-apanya” “maksud kamu??” “Ya hamil misalnya” “ihhh emang kamu mikir gitu?? Ini masalah komitmen tau!!! gak ada salahnya kan nikah muda? Soal rezeki semua udah di atur” bantah Luna kesal, Kesya ada benarnya juga, Papa pasti akan berfikir tentang kemungkinan yang paling buruk telah terjadi, makanya Luna minta buru-buru dinikahin.
***
“Kalau aku gak siap, buat apa aku ngelamar kamu?” tanya Dhika balik saat  Luna menanyakan kesiapan Dika untuk menikahinya “Ya maksud aku emang kamu siap dihujani sejuta pertanyaan dari Papa? Aku takut Papa gak bakal setuju soalnyakan kerja kamu belom jelas gitu” tanya Luna berterus terang, Dika memang lulusan Fakultas Ekonomi dan mengambil jurusan Management, jurusan yang dimimpikan Kesya sejak dulu, meskipun begitu sampai sekarang Dika belum mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan ijazahnya, padahal ia sudah melayangkan lamaran kerja ke berbagai Perusahaan negri maaupun swasta tapi belum ada satupun yang meresponnya jadilah sekarang untuk bertahan hidup (lebay dikit) Dhika buka warnet di sebelah rumahnya uang dari hasil usahanya inilah yang menjadi modal Dika untuk menikahi Luna. “Ya aku tau, tapi usaha warnet aku udah cukup maju kok” “Kak Dik..... Rizal, Rahmat, sama Pahlepi ngutang dulu katanya yaa” teriak Kesya dari depan sana, Luna manyun gak karuan sedang Dika Cuma bisa garuk-garuk kepala sambil cengengesan.
***
Bryan sudah 15 menit lebih berdiri di samping skuternya di pelantaran parkir sepulang sekolah, yang ditunggu belum ada tanda-tanda kemunculan sejurus matanya terfokus pada layar ponsel, namun tiba-tiba “Tadaaa...!” Kesya sudah berdiri dengan sepuluh jarinya terbuka lebar dan terpampang disampig wajahnya “Lagi main cilukba ya?” tanya Bryan heran, tanpa ada kaget-kagetnya “Iiihh aku lagi ngagetin kamu tau -_-“ jawab Kesya kesal setelah usahanya tidak berhasil “Yaaah ulang-ulang deh ulang” bujuk Bryan seolah berbiara pada anak Tk yang sedang ngambek “Ah males..., eh Mon” Mon panggilan aneh yang disematkan Kesya untuk Bryan “Kamu pulang duluan ya, aku musti latihan buat acara minggu depan” “Emang minggu depan ada acara apaan?” “Sanggar seni di sekolah kita itu terpilih buat ngisi acara penyambutan, apa ya aku lupa pokoknya acara bergengsi gitu deh” jelas Kesya penuh semangat dan bangganya “Aku boleh nonton gak?” tanya Bryan antusias “Enggak, ini acara resmi gak ada anak ingusan yang yang di undang” Kesya memang paling ceplas ceplos gak peduli efek apa yang akan bereaksi pada orang yang kerap menjadi korban kepolosannya itu , Bryan pun menyerah dan bersiap untuk menghilang (pulang maksudnya)
***
Dika menghela nafas panjang sambil merapikan kerah kemeja kotak-kotak yang dikenakannya hampir setengah jam ia mematut diri di depan cermin dari dandanannya Dika akan menghadiri acara bergensi meski sebenarnya tidak lebih bergengsi dari acara yang sedang dihadiri Kesya, tapi bagi Dika acara hari ini adalah penentuan kelanjutan hidupnya untuk masa depan, Dika sudah berjanji pada Luna hari ini ia akan menemui Orang tua Luna dan akan mengutarakan maksud kedatangannya yang telah mengganjal pikirannya selama 2 minggu terakhir, dengan bermodalkan tampang pas-pasan eh(klasih kalau kata Luna) pengusaha warnet yang kebanyakan pelanggannya ngutang ini sudah membulatkan tekad, Dika melangkah gagah menuju rumah Luna. Tapi di tengah perjalanan....
“Hallo... Haloo kak Dik ... Hallo” Dika tidak bisa mendengar suara Kesya dari seberang, terlalu berisik terlebih lagi Dika sedang mengendarai motor, akhirnya dengan sedikit perjuangan setelah berhasil menyalakan lampu sein Dika menepi
“Hallo ada apaan Key?” “Kak Dik tolong jemput aku ya ...pliese” “Hah?? Jemput? Tapi kakak lagi buru-buru mau kerumah kamu ni” “Kebetulan dong, sekalian aja, aku mau pulang  jemput aku dulu” rengek Kesya penuh harap, pertunjukan sanggar seni di acara pembukaan acara itu sudah selesai hampir setengah jam yang lalu tapi karena tidak ada yang menjemputnya terpaksa lah Kesya harus merepotkan Mahardika calon Kakak iparnya yang sudah sangat sering di repotkannya itu “Tapi kakak lagi buru-buru Key” “Kakak gak mau kan kalau besok ternyata Kesya udah gak bisa lagi liat Kak Dik bersanding sama Kak LunaL” hampir setelah mengucapkan kata-katanya tersebut Kesya akan berhambur untuk tertawa geli tapi akhirnya jawaban dari Dika menahannya untuk tertawa”Aiiihs, jangan kemana-mana, smsin alamatnya sekarang!!!” tut tut tut... telvon dimatikan Dika sudah memutar balik arah tujuannya.
***
Luna sejak tadi tampak gelisah, sambil sesekali menyibak gorden yang menggantung di jendela kamarnya, setiap hampir dua menit sekali ia berlari keruang tengah untuk melihat Papa, padahal moment seperti ini sudah sangat lama ditunggu Luna, Papa,Mama yang sedang menonton tv dan ada Dika diantaranya yang sedang berbincang sejurus tujuan kedatangannya hari ini. Dika memang sudah tidak asing lagi di rumah ini, sejak tamat Sma Luna sering diantar jemput Dika ke rumah malah belakangan ini Dika rutin main kerumah dan berbincang-bincang dengan Mama, hanya saja Dika belum pernah berhasil menjinakkan Papa “Kenapa Dika gak datang-datang juga sih?”keluh Luna tampak kesal sambil tak henti-hentinya melihat jam besar yang menempel di dinding, kini jarum jam telah menunjukkan pukul 17.30, langit sore yang sudah mulai gelap pun menintikkan butir-butir bening yang menyentuh lembut ujung-ujung daun hijau yang sudah menunggu lama untuk disentuh lembut rintikan hujan, awan hitam yang sedari tadi menggantung di langit sudah tidak kuat lagi menahannya begitu pula Luna ia sudah lela menunggu, Dika urung datang sepanjang sisa sore itu Luna meringkuk di balik selimut tebalnya sambil menangis tersedu penuh kesal dan sesal.
***
“Assalamualaikum.....Ma...Mama” Kesya basah kuyup dengan make up yang berlepotan disapu air hujan dalam perjalanan pulang  wajah manisnya kini berubah mengerikan. Magrib sudah berlalu sejak setengah jam lalu, langit sudah berubah hitam pekat ditambah hujan yang belum sepenuhnya reda
“Huaaaaaaaaa.......” “Aaaaaaa...........Kenapa sih ma?”  mendapati Mama yang kaget Kesya pun tak kalah kaget dengan teriakan Mamanya  “I,,itu siapa?” tunjuk Mama pada seseorang yang yang berdiri di belakang Kesya “Ini Kak Dika Ma..” “Ma,,,malam Tante J” sapa Dika ceria meski terbata karena kedinginan. “Ya ampunnn,,, Tante sampe gak bisa ngenalin” setelah mempersilahkan Dika masuk dan memberikan sepotong handuk ditambah teh hangat untuk menghangatkan badannya Kesya berlari menuju kamar Luna “Kakaaak...!!! cepetan kedepan”ajak Kesya, sambil menarik selimut yang menutupi seluruh tubuh milik Luna, mendapati Kesya berkoar-koar padanya ia hanya berdelik malas dengan mata sembab “Buat apaan hah?” “Looh kak??? Kakak nangis sih? Kak Dik didepan tu cepetan dia mau ngelamar Kakak sekarang” “Udah telat Key” sepotong kata menyerah itu tidak sedikit pun menyurutkan semangat Kesya untuk terus meneriaki Kakaknya agar sadar dengan tindakannya saat ini “Telat?? Gak ada kata telat buat Kak Dik, dia terlalu baik hanya untuk masalah telat.. cepet.....!!!” tanpa peduli Kesya menarik Luna menuju ruang depan disana sudah ada Papa,Mama dan Dika yang masih tetap ceria dan penuh semangat  meski dandanannya tidak sekeren tadi “Om,,, saya sudah siap mau ngelamar Luna” ungkap Dika mantap, Papa tanpak mengerutkan dahi tapi kembali berubah normal untuk waktu sesaat ,hanya sedikit shock dengan apa yang barusan didengar  sungguh kata-kata yang memang sudah di ketahui akan keluar dari mulut seseorang yang mencintai anaknya tapi tidak pernah menyangka akan secepat ini ada yang berani untuk mengucapkannya tepat di depannya  “Bagaimana saya bisa yakin dengan sebuah kata-kata siap yang tidak ada bukti ini?” tanya Papa, hening suasana berubah horor, teringat kapan terakhir Dika pernah mengalami hal semacam ini sedetik itu ingatan Dika berputar saat di ruang sidang dan dejavu beginilah ketegangan yang melanda hati dimana ia di tuntut untuk mempertanggung jawabkan sebuah hasil dengan apa yang telah diperjuangkannya, sedetik berlalu dan Dika seperti telah mengumpulkan sisa-sisa kekuatan hingga ia berani berada disini saat ini, telah siap dengan segala kemungkinan jawaban yang akan ia dapat setelah setidaknya ia mencoba meyakinkan dengan apa yang selama ini ia yakini   “Saya memang gak punya bukti yang bisa saya berikan sekarang Om,, tapi saya Mahardika yang benar-benar mencintai putri Om dengan sepenuh hati, dan saya berjanji akan membahagiakan Luna dengan usaha saya sendiri, mengenai pekerjaan saya memang tidak semapan orang lain saya hanya mempunyai usaha warnet dengan jerih payah saya sendiri dan gaji pekerjaan tetap saya sebagai staf auditing di sebuah Perusahaan swasta” semua tercengang kecuali Papa seorang diri “Saya punya satu syarat yang mungkin akan menghalangi usaha kamu malam ini” seakan tidak rela melepas Putrinya Papa semakin mempertegang suasana malam ini “Saya yakin selama saya mempunyai cinta ini untuk Luna saya mampu melewati semua persyaratan dari Om” strike seperti sedang menyaksikn pertandingan hebat keduaanya punya skill yang sama-sama kuat. “Syarat ini saya tujukan untuk Luna” deg... seakan pertandingan ini akan berakhir kalah telak, Papa dengan seenaknya mengganti sasaran, Kesya di ujung sudut sana sudah ingin bersuara tapi akhirnya ditahan Luna, ia maju mendekati Papa yang masih berhadapan dengan Dika “Lu,, Luna siap apa aja pa” jawab Luna lugas, Papa beralih menatap Luna kini ada sorot haru memenuhi bola mata milik Papa, seorang kepala keluarga yang telah membesarkan anaknya hingga akhirnya datang seorang pemuda untuk melamarnya “Luna... selesaikan dulu S1 mu, baru Papa izinkan kalian menikah” sontak semua terkejut mendengar persyaratan Papa, Luna yang sedari tadi menangis pun akhirnya berhambur memeluk Papa penuh rasa terimakasih, Dika sedetik kemudian langsung mengucap syukur tak henti-hentinya dengan senyum merekah di wajahnya senyum tanda lega. Kesya tersenyum haru sambil menyeka ujung matanya dengan gorden jendela Mama sempat mempelototi tingkahnya tapi akhirnya ikut bersikap demikian karena terharu dengan kejadian yang baru saja terlewati.
***
“Kenapa kamu bohongin Papa??’ tanya Luna saat mengantarkan Dika ke depan teras “Aku gak bohong kok” “Terus apa maksud kamu ngomong kalau kamu itu staf auditing segalak??” “Itu emang bener Lun, kamu tau? Tadi aku telat karena aku jemput Kesya dan disana aku ketemu sama Pak Bramanto pemilik perusahaan yang ternyata lagi ngadain acara pembukaan kantor cabang di Kota ini dan kamu tau? Lamaran 2 minggu terakhir yang aku kirim ternyata di terima di situ J” jelas Dika mengusir ragu yang sedari tadi memang tidak lepas dari wajah Luna tapi sekarang Luna lega dengan apa yang telah didengarnya J
***
“Mooon Kak Dik sama Kak Luna jadi nikah” Kesya berseru riang dari ujung televon “Oyaa?? Waah selamat tapi Key kita kapan??” tut tut tut tut telfon dimatikan
Tamat

2 comments:

  1. The Dream Casino Site - Lucky Club
    Visit our site for the latest online casino games and slots from Microgaming - luckyclub.live Lucky Club! You can play for free slots and other games, or just watch some games

    ReplyDelete
  2. Casinos Near Me - JTM Hub
    The 충청북도 출장안마 Best 전라남도 출장샵 Casinos Near 제천 출장마사지 Me · Fairfield, Connecticut · Golden Nugget, New York · Hollywood 통영 출장안마 Casino at Charles 과천 출장샵 Town Races · The LINQ Hotel & Casino · Harrah's Tunica

    ReplyDelete