Marry
you’r daugther
Sudah
sedari tadi Dika bergelut dengan pikirannya sendiri, mukanya yang asem
bertambah asem karena ekspresi wajahnya yang kusut ditambah rambutnya yang
acak-acakan, sangat di dukung lagi dengan setelan pakaiannya dari mulai kaos
putih yang sudah kusam,lebih pantas di sebut cream kecoklat-coklatan di tambah
celana boxer yang gambarnya sudah tidak diketahui lagi identitasnya, sungguh
perpaduan yang sangat serasi dengan sosok Mahardika
“Kak
Dik, dulu aku sempat kepikiran kenapa Kak Luna mau sama kak Dik? Padahal kan
yang matanya Minus itu aku” ujar Kesya spontan , gak pakek rem, gak pakek mikir
juga kali ya? Lebih tepatnya ceplas ceplos “hah?? Matanya Kak Luna kamu itu
emang enggak minus key,Cuma kamu aja yang gak ngerti selera klasik :p” jawab Dika
disertai cibiran terpendam milik Bryan karena secara tidak langsung telah
disindir “klasik?? Jadul dong kak hahaha” Bryan kembali bersemangat mendengar
jawaban yang selalu saja bisa di lontarkan pacarnya itu, Kesya memang tidak
salah sedari dulu selera mereka selalu beda jauh kalau Luna kakak kandungnya
itu suka sesuatu yang berbau unik dan klasik beda halnya dengan Kesya yang
seleranya berbanding 180 derjat dengan Luna, kesya lebih suka sesuatu yang
terupdate, ngetrand, dan booming dan hal itulah yang selalu menjadi bahan keributan
antara 2 kakak beradik ini. “Udah deh kamu mau bantuin kakak buat ngelamar mbak
Luna gak sih?”
“Hah....apaaa??
ngelamar??” spontan Kesya terbelalak, mulutnya ternganga lebar, hingga jajaran
giginya yang dikawati terlihat jelas, Bryan pun sekarang tau jumlah gigi
pacarnya ini, kemudian masih dengan reaksi Kesya yang belum kelar kagetnya,
Kesya juga tiba-tiba merasa mual dan mulas-mulas, ditambah pusing yang sangat
berat (itu sebenarnya shock apa gejala penyakit sih?) “ Key... kok kamu baru
sekarang shocknya sih?” tanya Bryan melihat kelakuan sang pacar yang jauh dari
normal “Gimana gak shock? Kak Luna kakak aku satu-satunya mau dilamar orang
mon??” rintih Kesya mengharu biru dan sempat menyeka ujung matanya dengan kemeja
Bryan “Kuping kamu dibawa kemana sih? Kemarin kan kak Dika udah ngomong” sergah
Bryan sebelum Kesya menjadi-jadi, sementara Dika Cuma melongo kesal dengan
tingkah calon adik iparnya itu yang di karuniai wajah cantik bak Selena Gemes
meski matanya harus dikacamatain dan gigi musti dikawatin Tapi kesya terlihat
cantik J.
Walaupun begitu bukan berarti wajah Luna berbanding 180 derjat juga dengan
Kesya. Luna mempunyai wajah yang sangat imut dengan mata yang bulat dan hidung
mancung ditambah bibir kecil yang selalu merekah merah tidak ada tanda-tanda
perbaikan diwajahnya #kesya tersinggung -_-
***
“Ya
mana aku tau, kemaren kan waktu kak Dik ngomong aku lagi dengerin irphone”
sesal Kesya dengan kelakuannya kemarin “Dasar....!!! sekarang gimana dong??”
tanya Luna yang tampak sangat khawatir “Emang kakak gak senang apa?” Aduh
pliese deh Key..!! yang Kakak bingungin sekarang itu Papa” hallo?? Papa..??
sosok galak yang suka membludak, besak tegap dan buncit tapi tetep so sweet J
Luna masih berusia 22 tahun dan masih menjadi Mahasiswa semester akhir disebuah
Universitas Negeri kota ini (Banda Aceh)
“Pasti Papa juga bakalan heran 7 keliling” “Pusing kali 7 keliling” sergah
Luna gak setuju “Ya whatever lah, kenapa tiba-tiba kak Dik ngelamar Kakak,
pasti Papa bakal mikir kalau Kakak ada apa-apanya” “maksud kamu??” “Ya hamil
misalnya” “ihhh emang kamu mikir gitu?? Ini masalah komitmen tau!!! gak ada
salahnya kan nikah muda? Soal rezeki semua udah di atur” bantah Luna kesal,
Kesya ada benarnya juga, Papa pasti akan berfikir tentang kemungkinan yang
paling buruk telah terjadi, makanya Luna minta buru-buru dinikahin.
***
“Kalau
aku gak siap, buat apa aku ngelamar kamu?” tanya Dhika balik saat Luna menanyakan kesiapan Dika untuk
menikahinya “Ya maksud aku emang kamu siap dihujani sejuta pertanyaan dari
Papa? Aku takut Papa gak bakal setuju soalnyakan kerja kamu belom jelas gitu”
tanya Luna berterus terang, Dika memang lulusan Fakultas Ekonomi dan mengambil
jurusan Management, jurusan yang dimimpikan Kesya sejak dulu, meskipun begitu sampai
sekarang Dika belum mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan ijazahnya, padahal
ia sudah melayangkan lamaran kerja ke berbagai Perusahaan negri maaupun swasta
tapi belum ada satupun yang meresponnya jadilah sekarang untuk bertahan hidup
(lebay dikit) Dhika buka warnet di sebelah rumahnya uang dari hasil usahanya
inilah yang menjadi modal Dika untuk menikahi Luna. “Ya aku tau, tapi usaha
warnet aku udah cukup maju kok” “Kak Dik..... Rizal, Rahmat, sama Pahlepi
ngutang dulu katanya yaa” teriak Kesya dari depan sana, Luna manyun gak karuan
sedang Dika Cuma bisa garuk-garuk kepala sambil cengengesan.
***
Bryan
sudah 15 menit lebih berdiri di samping skuternya di pelantaran parkir sepulang
sekolah, yang ditunggu belum ada tanda-tanda kemunculan sejurus matanya
terfokus pada layar ponsel, namun tiba-tiba “Tadaaa...!” Kesya sudah berdiri
dengan sepuluh jarinya terbuka lebar dan terpampang disampig wajahnya “Lagi
main cilukba ya?” tanya Bryan heran, tanpa ada kaget-kagetnya “Iiihh aku lagi
ngagetin kamu tau -_-“ jawab Kesya kesal setelah usahanya tidak berhasil “Yaaah
ulang-ulang deh ulang” bujuk Bryan seolah berbiara pada anak Tk yang sedang
ngambek “Ah males..., eh Mon” Mon panggilan aneh yang disematkan Kesya untuk
Bryan “Kamu pulang duluan ya, aku musti latihan buat acara minggu depan” “Emang
minggu depan ada acara apaan?” “Sanggar seni di sekolah kita itu terpilih buat
ngisi acara penyambutan, apa ya aku lupa pokoknya acara bergengsi gitu deh”
jelas Kesya penuh semangat dan bangganya “Aku boleh nonton gak?” tanya Bryan
antusias “Enggak, ini acara resmi gak ada anak ingusan yang yang di undang”
Kesya memang paling ceplas ceplos gak peduli efek apa yang akan bereaksi pada
orang yang kerap menjadi korban kepolosannya itu , Bryan pun menyerah dan
bersiap untuk menghilang (pulang maksudnya)
***
Dika
menghela nafas panjang sambil merapikan kerah kemeja kotak-kotak yang
dikenakannya hampir setengah jam ia mematut diri di depan cermin dari
dandanannya Dika akan menghadiri acara bergensi meski sebenarnya tidak lebih
bergengsi dari acara yang sedang dihadiri Kesya, tapi bagi Dika acara hari ini
adalah penentuan kelanjutan hidupnya untuk masa depan, Dika sudah berjanji pada
Luna hari ini ia akan menemui Orang tua Luna dan akan mengutarakan maksud
kedatangannya yang telah mengganjal pikirannya selama 2 minggu terakhir, dengan
bermodalkan tampang pas-pasan eh(klasih kalau kata Luna) pengusaha warnet yang
kebanyakan pelanggannya ngutang ini sudah membulatkan tekad, Dika melangkah
gagah menuju rumah Luna. Tapi di tengah perjalanan....
“Hallo...
Haloo kak Dik ... Hallo” Dika tidak bisa mendengar suara Kesya dari seberang,
terlalu berisik terlebih lagi Dika sedang mengendarai motor, akhirnya dengan
sedikit perjuangan setelah berhasil menyalakan lampu sein Dika menepi
“Hallo
ada apaan Key?” “Kak Dik tolong jemput aku ya ...pliese” “Hah?? Jemput? Tapi
kakak lagi buru-buru mau kerumah kamu ni” “Kebetulan dong, sekalian aja, aku
mau pulang jemput aku dulu” rengek Kesya
penuh harap, pertunjukan sanggar seni di acara pembukaan acara itu sudah selesai
hampir setengah jam yang lalu tapi karena tidak ada yang menjemputnya terpaksa
lah Kesya harus merepotkan Mahardika calon Kakak iparnya yang sudah sangat
sering di repotkannya itu “Tapi kakak lagi buru-buru Key” “Kakak gak mau kan
kalau besok ternyata Kesya udah gak bisa lagi liat Kak Dik bersanding sama Kak
LunaL”
hampir setelah mengucapkan kata-katanya tersebut Kesya akan berhambur untuk
tertawa geli tapi akhirnya jawaban dari Dika menahannya untuk tertawa”Aiiihs,
jangan kemana-mana, smsin alamatnya sekarang!!!” tut tut tut... telvon
dimatikan Dika sudah memutar balik arah tujuannya.
***
Luna
sejak tadi tampak gelisah, sambil sesekali menyibak gorden yang menggantung di
jendela kamarnya, setiap hampir dua menit sekali ia berlari keruang tengah
untuk melihat Papa, padahal moment seperti ini sudah sangat lama ditunggu Luna,
Papa,Mama yang sedang menonton tv dan ada Dika diantaranya yang sedang
berbincang sejurus tujuan kedatangannya hari ini. Dika memang sudah tidak asing
lagi di rumah ini, sejak tamat Sma Luna sering diantar jemput Dika ke rumah
malah belakangan ini Dika rutin main kerumah dan berbincang-bincang dengan
Mama, hanya saja Dika belum pernah berhasil menjinakkan Papa “Kenapa Dika gak
datang-datang juga sih?”keluh Luna tampak kesal sambil tak henti-hentinya
melihat jam besar yang menempel di dinding, kini jarum jam telah menunjukkan
pukul 17.30, langit sore yang sudah mulai gelap pun menintikkan butir-butir
bening yang menyentuh lembut ujung-ujung daun hijau yang sudah menunggu lama untuk
disentuh lembut rintikan hujan, awan hitam yang sedari tadi menggantung di
langit sudah tidak kuat lagi menahannya begitu pula Luna ia sudah lela
menunggu, Dika urung datang sepanjang sisa sore itu Luna meringkuk di balik selimut
tebalnya sambil menangis tersedu penuh kesal dan sesal.
***
“Assalamualaikum.....Ma...Mama”
Kesya basah kuyup dengan make up yang berlepotan disapu air hujan dalam
perjalanan pulang wajah manisnya kini
berubah mengerikan. Magrib sudah berlalu sejak setengah jam lalu, langit sudah
berubah hitam pekat ditambah hujan yang belum sepenuhnya reda
“Huaaaaaaaaa.......”
“Aaaaaaa...........Kenapa sih ma?” mendapati
Mama yang kaget Kesya pun tak kalah kaget dengan teriakan Mamanya “I,,itu siapa?” tunjuk Mama pada seseorang
yang yang berdiri di belakang Kesya “Ini Kak Dika Ma..” “Ma,,,malam Tante J”
sapa Dika ceria meski terbata karena kedinginan. “Ya ampunnn,,, Tante sampe gak
bisa ngenalin” setelah mempersilahkan Dika masuk dan memberikan sepotong handuk
ditambah teh hangat untuk menghangatkan badannya Kesya berlari menuju kamar
Luna “Kakaaak...!!! cepetan kedepan”ajak Kesya, sambil menarik selimut yang
menutupi seluruh tubuh milik Luna, mendapati Kesya berkoar-koar padanya ia hanya
berdelik malas dengan mata sembab “Buat apaan hah?” “Looh kak??? Kakak nangis
sih? Kak Dik didepan tu cepetan dia mau ngelamar Kakak sekarang” “Udah telat
Key” sepotong kata menyerah itu tidak sedikit pun menyurutkan semangat Kesya
untuk terus meneriaki Kakaknya agar sadar dengan tindakannya saat ini “Telat??
Gak ada kata telat buat Kak Dik, dia terlalu baik hanya untuk masalah telat..
cepet.....!!!” tanpa peduli Kesya menarik Luna menuju ruang depan disana sudah
ada Papa,Mama dan Dika yang masih tetap ceria dan penuh semangat meski dandanannya tidak sekeren tadi “Om,,,
saya sudah siap mau ngelamar Luna” ungkap Dika mantap, Papa tanpak mengerutkan
dahi tapi kembali berubah normal untuk waktu sesaat ,hanya sedikit shock dengan
apa yang barusan didengar sungguh
kata-kata yang memang sudah di ketahui akan keluar dari mulut seseorang yang
mencintai anaknya tapi tidak pernah menyangka akan secepat ini ada yang berani
untuk mengucapkannya tepat di depannya “Bagaimana
saya bisa yakin dengan sebuah kata-kata siap yang tidak ada bukti ini?” tanya
Papa, hening suasana berubah horor, teringat kapan terakhir Dika pernah
mengalami hal semacam ini sedetik itu ingatan Dika berputar saat di ruang
sidang dan dejavu beginilah ketegangan yang melanda hati dimana ia di tuntut
untuk mempertanggung jawabkan sebuah hasil dengan apa yang telah diperjuangkannya,
sedetik berlalu dan Dika seperti telah mengumpulkan sisa-sisa kekuatan hingga
ia berani berada disini saat ini, telah siap dengan segala kemungkinan jawaban
yang akan ia dapat setelah setidaknya ia mencoba meyakinkan dengan apa yang
selama ini ia yakini “Saya memang gak punya bukti yang bisa saya
berikan sekarang Om,, tapi saya Mahardika yang benar-benar mencintai putri Om
dengan sepenuh hati, dan saya berjanji akan membahagiakan Luna dengan usaha
saya sendiri, mengenai pekerjaan saya memang tidak semapan orang lain saya
hanya mempunyai usaha warnet dengan jerih payah saya sendiri dan gaji pekerjaan
tetap saya sebagai staf auditing di sebuah Perusahaan swasta” semua tercengang
kecuali Papa seorang diri “Saya punya satu syarat yang mungkin akan menghalangi
usaha kamu malam ini” seakan tidak rela melepas Putrinya Papa semakin
mempertegang suasana malam ini “Saya yakin selama saya mempunyai cinta ini
untuk Luna saya mampu melewati semua persyaratan dari Om” strike seperti sedang
menyaksikn pertandingan hebat keduaanya punya skill yang sama-sama kuat.
“Syarat ini saya tujukan untuk Luna” deg... seakan pertandingan ini akan
berakhir kalah telak, Papa dengan seenaknya mengganti sasaran, Kesya di ujung
sudut sana sudah ingin bersuara tapi akhirnya ditahan Luna, ia maju mendekati
Papa yang masih berhadapan dengan Dika “Lu,, Luna siap apa aja pa” jawab Luna
lugas, Papa beralih menatap Luna kini ada sorot haru memenuhi bola mata milik
Papa, seorang kepala keluarga yang telah membesarkan anaknya hingga akhirnya
datang seorang pemuda untuk melamarnya “Luna... selesaikan dulu S1 mu, baru
Papa izinkan kalian menikah” sontak semua terkejut mendengar persyaratan Papa,
Luna yang sedari tadi menangis pun akhirnya berhambur memeluk Papa penuh rasa
terimakasih, Dika sedetik kemudian langsung mengucap syukur tak henti-hentinya
dengan senyum merekah di wajahnya senyum tanda lega. Kesya tersenyum haru
sambil menyeka ujung matanya dengan gorden jendela Mama sempat mempelototi
tingkahnya tapi akhirnya ikut bersikap demikian karena terharu dengan kejadian
yang baru saja terlewati.
***
“Kenapa
kamu bohongin Papa??’ tanya Luna saat mengantarkan Dika ke depan teras “Aku gak
bohong kok” “Terus apa maksud kamu ngomong kalau kamu itu staf auditing segalak??”
“Itu emang bener Lun, kamu tau? Tadi aku telat karena aku jemput Kesya dan
disana aku ketemu sama Pak Bramanto pemilik perusahaan yang ternyata lagi
ngadain acara pembukaan kantor cabang di Kota ini dan kamu tau? Lamaran 2
minggu terakhir yang aku kirim ternyata di terima di situ J”
jelas Dika mengusir ragu yang sedari tadi memang tidak lepas dari wajah Luna
tapi sekarang Luna lega dengan apa yang telah didengarnya J
***
“Mooon
Kak Dik sama Kak Luna jadi nikah” Kesya berseru riang dari ujung televon “Oyaa??
Waah selamat tapi Key kita kapan??” tut tut tut tut telfon dimatikan
Tamat
The Dream Casino Site - Lucky Club
ReplyDeleteVisit our site for the latest online casino games and slots from Microgaming - luckyclub.live Lucky Club! You can play for free slots and other games, or just watch some games
Casinos Near Me - JTM Hub
ReplyDeleteThe 충청북도 출장안마 Best 전라남도 출장샵 Casinos Near 제천 출장마사지 Me · Fairfield, Connecticut · Golden Nugget, New York · Hollywood 통영 출장안마 Casino at Charles 과천 출장샵 Town Races · The LINQ Hotel & Casino · Harrah's Tunica